Angin mengelus rambutku, berceloteh tentang ceritacerita di bawah bantalku. Kutemukan setumpuk buku lama yang tertawa, bertanya, ke mana saja jiwa. Kubilang berkelana, ke tempat sampah, membakar gambargambar tua, surat cinta, sajaksajak yang kutulis sebelum kukenal namanya. Biar angin kenyang menelan asapnya, membaca kisahnya, merasa berharga. Kalau angin sedang senang mungkin mau ditiupkannya pesanpesannya yang tak sampai di mataku yang jelaga*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar