Minggu, 16 Januari 2011

alpa

Malam ini kau mungkin paham betapa cinta menciptakan dusta. Karena cinta buta kepada bola, kakikaki dikhianati. Kaus kaki dan sepatu telah begitu letih menemani kaki, tanpa pamrih. Kaki tak peduli, malah mengejar bola yang berlari tak tentu arah. Seperti kegilaan pada puisi, hati rela merobek semua risalah, menjadi tak tahu diri, menyusun senja menjadi kata, matahari pecah.

Malam adalah hantu bijaksana, tak mencintai siapasiapa, tertawa genit mengejek kakikaki yang kalah, hati patah. Selembar surat cinta sedang mencoba menulis simpati kepada kaos kaki dan sepatu. Kaos kaki dan sepatu tak punya mata, tak pernah melihat dusta, hanya setia. Mungkin karena kaki mengajak jalanjalan kaos kaki dan sepatu, menjelajah dunia. Berlarilari di atas tanah basah yang menumbuhkan rumput tak bernama.

Rumput tak bernama tak pernah berlari menghindari kaki, kaos kaki, dan sepatu yang menginjak sebelum melupakan jejak*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar