Hujan menjadi jalan,
di sana kenangan berhamburan menapaki tanah, membasahi sepatu yang menghadang telapak kaki dari geletar rindu.
Riakriak perak berloncatan seirama rinai, mencoba merangkai, hatiku dan catatancatatan yang terburai dari balik jaketmu.
Lalu senyum bulan tersungging, angin berputar miring, mencari lenganmu yang mestinya melingkar di pundakku.
Lampu menjadi kupukupu, beterbangan di rambutku, merajut sisasisa hujan dan cahaya jadi pelangi.
Kausimpan dalam hati, sampai nanti, jalan pulang kepada hujan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar