Pada lapis langit ke berapa pesanmu tertulis. Airmata berjutajuta pernah terbang, menumpang layanglayang ketika siang, menunggang bintangbintang di waktu malam, belum juga mata bertemu arah. Butakah kau yang meraut mata elang setajam pedang, menembus perut ikan di balik ombak. Sekental apa duka hingga layak dipintal jadi permadani terbang, mengantar airmata kembali pada jernih mata air di hulu langit*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar