Paritparit meruah genang air, wangi batang padi. Bisakah aku jadi badai, menghujamkan riang hujan, mengajak jerami dan bulirbulir padi bersuka cita sejenak, serupa memahat sajak di keningmu, lupakan api. Musim panen belum dekat. Mencipta dansa bukan pertama, sama indah,jiwa dahaga pada rinai mata. Menghirup pahit bisikan musim, genangi saja segenap parit. Sebelum pahit sejati mengetuk bibir, melumat lidah dalam angkara. Bakar, padi tertanam tanpa akar. Batang jelmaan tongkat tuhan, mesti tercampak ketika lapar mekar. Kering dipeluk terik.
Jejakjejak kali begitu dalam terbenam di musim hujan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar