Aku lelah, ingin rebah pada punggungmu yang berduri. Mungkin kau tak tahu aku mulai ragu, bahwa darahku telah beku, tak lagi mengalir menandai luka. Padahal kau bilang, kau mencintai luka. Luka pertanda ada denyut, hangat, terbentang lembut untuk taringmu menembus. Bukankah aku hanya hidangan yang menunggu waktu.
Aku ingin kau berjanji, akan sungguh menyantapku, suatu hari nanti*
Aku ingin kau berjanji, akan sungguh menyantapku, suatu hari nanti*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar