Di depan gerbang sekolah tumbuh sebuah kota. Hanya anakanak di bawah umur yang bisa melihat, datang dan menghuninya. Gedunggedung, kantor, bank, rumah ibadah, semuanya ada, layaknya sebuah kota, juga ada gedunggedung sekolah. Anakanak bebas keluar masuk gedung manapun yang mereka inginkan. Kebun binatang dan musium juga ada, tanpa loket tempat menjual tiket, semuanya masuk keluar sesuka hati. Pasar malam tak pernah tidur, lampulampu menyala sepanjang hari, warnawarni. Toko swalayan di kota itu buka seharian, tak ada barcode dan label harga pada semua barang, tentu saja tak ada pula meja kasir dan mesin penghitung. Tak ada siapasiapa. Hanya burungburung merpati beterbangan dan hinggap di manamana.
Semua anak suka sekali berkunjung ke kota di depan sekolah itu, ingin bersekolah di sana saja, kabarnya sekolah di sana juga tak perlu bayar dan tak perlu beli buku, pensil dan krayon bisa didapat cumacuma. Anakanak sering bercerita pada ibu dan ayah mereka tentang kota di depan gerbang sekolah, sungguh sayang tak ada seorangpun yang percaya, hanya mata anakanak yang bisa melihat di mana gerbang kota berada, tepat di depan gerbang sekolah, sedikit di sebelah kanan gerbang sekolah. Selain bisa melihat, anakanak juga bebas mengunjunginya setiap saat, hanya ada satu syarat, masih di bawah umur*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar