Minggu, 03 Juli 2011

selalu

by Dian Aza on Saturday, July 2, 2011 at 10:35pm
Pagi datang tanpa kejutan, terang menerobos setiap celah memasuki ruang. Kudengar nafasmu terhembus di setiap kubik. Sejuk, seperti angin menggetarkan batang batang bambu, membawaku ke dekat jernih. Kusentuh, telapak tanganku terjaga, kubasuh wajah, kulihat kau di balik bola mata memetik sebatang padi yang biji berasnya masih basah, batangnya hijau. Kudengar kau berkata, waktu baik untuk berdansa.

Pagi yang sama, sebutir beras meleleh di lidah, tak perlu ditampi. Pematang, sungai dan batang batang bambu merayakan langkah langkah menginjak, girang tangan mengacak. Dinding melubangi dirinya sendiri berbaik hati memberi jalan pada mimpi kembali. Kau benar, waktu baik untuk berdansa.

Pagi yang itu itu saja, musim berganti, butir beras mengeras, batang padi mengering kuning. Mimpi sudah besar jemarinya tumbuh membuka pintu, dinding memasang pigura. Kulukis batang batang bambu di pematang sungai, kau meniru suara burung bersiul bersama air mendidih. Kudengar kau masih berkata, waktu baik untuk berdansa*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar