by Dian Aza on Wednesday, July 6, 2011 at 6:47am
Melihat lelaki tua yang kedua kakinya hanya sebatas paha, anakku terdiam. Lama mata anakku mengikuti gerak lengan lelaki tua menyeret tubuhnya. Lelaki tua bergerak di hadapanku yang berdiri di sisi anakku, kupeluk pundak kecilnya, tak berkedip matanya. Untuk bertanya lebih dulu aku sangat ragu mungkin juga malu. Mestinya kutunggu anakku bertanya, apa saja tentang lelaki tua yang barusan lewat berjalan menggunakan lengan. Sulit kupercaya anakku tak ingin tahu kenapa lelaki tua tak berjalan dengan kedua kaki. Kutunggu menit demi menit berlalu, anakku mengalihkan pandangnya ke mataku. Tak kudapatkan satu tanya pun dari matanya, bibirnya terkatup tak terlihat resah.Pantaskah kutanyakan tanpa suara, mengapa anakku tak bertanya.
Kedua lengannya membawa lelaki tua semakin jauh tertelan lalu lalang manusia. Anakku sungguh sungguh tak ingin tahu, tak memintaku mencari jawab yang tak kumengerti*
Kedua lengannya membawa lelaki tua semakin jauh tertelan lalu lalang manusia. Anakku sungguh sungguh tak ingin tahu, tak memintaku mencari jawab yang tak kumengerti*
mahatma gandhi n mother teresa pernah bernyanyi n menari bersama di sebuah bukit penuh bunga, di tepi telaga, berkejaran, saling sembunyi n mecari di antara pepohonan, sampai hujan reda, pelangi terbit membentang, hanya itu yang kulihat di televisi tentang india. kukira begitulah cara anakku menggambar matahari, manis, kuning dan tertawa tawa, seolah olah pernah melihat sendiri wajah matahari.
BalasHapus