Kau tahu air terjun yang ngawur. Tetesan air mendadak jatuh menderas di sembarang tempat. Mengejar punggung, memukuli pundak, mengguyur kepala, apa saja yang menduga basah seharga hadiah, membuat kaki berderap ringan. Apalah artinya janji dan waktu bagi sepasang tangan tengadah, serupa itu pesannya. Datang setiap kali gerah dan muram baru meledak tak tertahan. Aku menamainya pelukan. Sebenarnya ada lagi kalau kau tahu, kuisyaratkan saja di kedipan sebelah mata*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar