by Dian Aza on Saturday, July 23, 2011 at 12:27am
Kulanjutkan percakapan dengan kesepian menghitam. Di gelasku, di rambutmu, di bola mata para perantau. Aku mohon ijin sejenak meninggalkan meja, memenuhi bisikan angkasa, hitam pula. Ini seperti kebutaan paling pekat mengikat huruf huruf dalam kata. Langit mengisahkan jejak perjalanan burung burung mengejar musim, lintasan bintang di senyummu. Terlalu panjang selalu redam, melukiskan diam di tanah. Asap sigaret menerbangkan hangatmu di bibirku. Tentang mahluk yang diciptakan untuk saling memeluk, meredakan galau dengan sehembus udara. Menuliskan sejarah seperti mendesah, meninggalkan jejak buram di kaca jendela*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar