Rabu, 13 Juli 2011

candu

by Dian Aza on Wednesday, July 13, 2011 at 12:29am
Di sudut sudut tersembunyi mata hati selalu memeluk anak anak sunyi yang dilahirkannya sendiri, buah cintanya dengan rindu yang lebih perkasa dari semua kata. Gerak bibir hanya sejengkal lubang menelan resah memuntah serapah. Tak terbilang nama dengan suara, tak ada telinga mencuri dengar percakapanku tentangmu.

Kau mengambang, menggenang, menerang, aku tenggelam, terbenam, tergelap. Kita bertemu di keabadian debu, di lekat tubuh tubuh dekil di lingkar tugu. Pundak menggigil setia mengabarkan resah, mendekat, meraih setitik pahit di ujung lidah. Lelah betapa mengguncang rasa. Anak anak sunyi masih tumbuh, kelak menyanyikan kerinduan yang sama, yang kutanam di lenganmu waktu lelap mendekap*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar