Puisi, aku lapar pada caramu melupakan desing angin bertaring. Binatang buas di leherku lelah berburu. Masih lapar, dan nanar, sudah pasti meminta korban. Sekarang aku harus mulai lagi menggambar peta baru di jalan lama yang sedang menyamarkan erangan binatang buas di dalam leherku menjadi menara dan lonceng berdentang. Bergema gema, garang mencabik cabik urat nadi masih terhubung dan mengarah ke jantungmu, pilu. Langit menjatuhkan potongan laut ke dadaku*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar