Hari cerah, tersenyumlah. Sebab hadiahnya tak seharga diriku. Ambil saja untukmu yang membutuhkan harga diri, yang merasa sebutir nasi, yang menyesal jika gagal menyenangkan atau mengenyangkan, yang ingin dijilat sampai bersih. Aku mau tertawa mengejekmu hingga bisa terlihat jelek. Menjadi indah terlalu mudah, membosankan. Telah kumenangkan kemarahan segenap dewa yang kaupuja. Kadang kadang aku lupa di telingaku kusimpan tongkat penyangga dunia, tak kudengar suaramu manusia, membuka tutup mulutnya macam ikan ikan dijual mahal di pasar lelang*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar