by Dian Aza on Thursday, July 28, 2011 at 12:02am
Bagaimana aku bisa menyerah, aku tak punya senjata. Kulihat kauletakkan ujung pedangmu tepat di jantungku. Selembut tetesan embun di pagi pertama aku terbuang dari surga.
Kau berdusta, ini masih surga yang sama, hanya saja kau mengenakan baju zirah, menghunus pedang tepat di saat dadaku terbakar rindu. Kau hendak mengecohku dengan rasa gentar, menetes jernih dari matamu.
Mungkin aku mesti pura pura mati untuk kaulahirkan kembali*
Kau berdusta, ini masih surga yang sama, hanya saja kau mengenakan baju zirah, menghunus pedang tepat di saat dadaku terbakar rindu. Kau hendak mengecohku dengan rasa gentar, menetes jernih dari matamu.
Mungkin aku mesti pura pura mati untuk kaulahirkan kembali*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar