untitled
by Dian Aza on Wednesday, March 23, 2011 at 4:38pm
Aku ingin menemuimu, tapi kausembunyi dalam hatiku. Aku tak tahu bagaimana kau bisa masuk ke situ, sedangkan aku tak pernah membukakan pintu untukmu. Bahkan aku tak berani memasuki tempat itu, hatiku sendiri. Aku sungguh-sungguh waktu kubilang akan kudatangi seluruh pelosok bumi untuk mencarimu. Pasti akan kutemukan kau sekalipun kau berada di dasar palung terdalam, di puncak gunung tertinggi, dalam kawah gunung berapi, dalam inti bumi, juga di bulan atau bintang-bintang. Di neraka atau surgapun tak ada bedanya, pasti akan kutemui kau.
Bagaimana kau tahu satusatunya tempat yang tak pernah kudatangi adalah hatiku sendiri. Aku tak cukup punya nyali. Aku bisa membaca dan melihar seisi dunia dan alam semesta dengan mataku, dari buku-buku, layar kaca, dan monitor komputerku. Neraka dan surga tertulis dengan detil pada ayat-ayat kitab suci, tak sedikit pula seniman mencoba merupakannya ke dalam karya, kata, gambar dan warna. Sedangkan apa yang berada dalam hatiku, tak ada yang tahu, tak ada yang bisa dengan jelas mengatakan macam apa ruang pada sebuah tempat tak berwujud dalam diriku yang bernama hati. Aku takut pada segala yang tak kutahu, meski itu adalah bagian diriku sendiri. Sejak dulu mereka berkata, dalamnya laut bisa diduga, dalamnya hati siapa tahu.
Di sanalah kau berada, di dalam hatiku. Aku hanya bisa menunggumu, suatu ketika kau mungkin akan keluar, menceritakan padaku apa saja yang kautemui, lihat dan dengar di dalam hatiku. Benarkah di sana ada bukit hijau dan teduh yang sering kulihat dalam mimpiku ketika kita bertemu ? Adakah di sana sebuah ngarai dengan air terjun deras, memercik pelangi di dinding udara, atau sungai beriak jernih ? Mungkin sebuah pantai landai berpasir putih, atau sebuah gunung berapi, lembah dan jurang bersemak yang dasarnya tak terlihat, padang rumput atau gurun pasir ? Adakah telaga biru kehijauan dengan angsa-angsanya ? Maaf, aku hanya menebak asal-asalan, hanya mencoba mereka-reka segala yang kusukai dan kuingini berada di dalam hatiku, di mana kau berada, semua yang mungkin membuatmu tersenyum senang setiap saat. Kuharap kau tak pernah kekurangan suatu apa selama berdiam di dalamnya, kukatakn berulang kali.
Kukatakan, dengan sepenuh hati, tanpa tahu apa saja yang memenuhi hati, sebanyak apakah bila hati itu penuh. Kaulah yang mungkin bisa menjawab semua tanyaku, kau yang diam-diam memasuki hatiku dan tinggal di situ sepanjang waktu*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar