kausa
by Dian Aza on Saturday, March 26, 2011 at 2:11pm
Harihari penuh rencana meninggalkan kau dengan semua gelasgelasmu di ruang tunggu. Aku bukan bagian dalam daftar alamat siapasiapa. Sudah kupatahkan berulang kali kakikaki kuda dan pegas kereta. Dan kau tertawa gembira, menyangka aku tak punya nyali mematahkan kakiku sendiri. Kau mungkin tak tahu apa saja yang sudah kupelajari dari balik mendung, bertubitubi raungan maut, aku tak takut. Rengekan anakanak di pematang sawah lebih menikam, burungburung hitam masih hinggap di batangbatang padi, mematuk benih.
Seperti ibuku percaya padaku, aku percaya pada kakikakiku yang benci memakai sepatu. Aku pasti kembali ke ladang itu, sendiri, menanam lagi hati, sendiri, sendiri bernyanyi, lagulagu masa lalu yang menunggu di balik bantalku. Aku masih mencintai sunyi, lebih dari kaukira aku mencintai mimpi. Sunyi, sunyi, sunyi, kusebut namanya di setiap mata air*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar