dia yang tersenyum
by Dian Aza on Saturday, March 26, 2011 at 12:53pm
Lelaki muda berjaket hitam, perempuan berpakaian rapi dengan tas tangan mahal, seorang ibu berambut pendek, bapak dengan kemeja harum, dua orang lelaki muda berseragam sekolah. mereka semua berdiri berbaris di depan pintu kaca, mengantri bersama, menunggu pintu terbuka, agar masingmasing bisa masuk bergantian mendapatkan beragam keinginan, menggenapkan hasrat dan niat yang berdiri di ujung jalan masingmasing.
Tapi dia datang begitu saja, seperti jatuh dari langit. Tubuhnya tegap dan indah, tak bisa kusebutkan jenis dan warna apa pakaian yang dikenakannya, kalau tak lebih pantas kukatakan dia setengah telanjang. Sobekan kain simpang siur tersampir di bahunya yang bidang. Entah apa warna kulitnya, debu terlalu tebal menutupi segenap tubuh dan wajahnya, dia tetap terlihat indah di mataku. Ahh..mata memang gemar mengajakku bercanda.
Dia tersenyum berjalan di antara motor yang berjejer. Tak bisa pula kulihat warna bibir dan giginya, dia setengah menunduk menatap selembar kertas. Dia membungkuk, sepertinya masih tersenyum, mengulurkan tangannya pada selembar kertas. Dia memungut selembar kertas putih, senyumnya semakin lebar, tak sempat kulihat matanya. Kemudian dia beranjak meninggalkan barisan motor, menjauhi deretan manusia yang berdiri dengan masingmasing rencana di balik bajunya.
Dan aku terus menatap punggungnya, mengenang senyumnya sambil main tebaktebakan dengan kepalaku sendiri. Barisan manusia datang dan pergi, keluar masuk ke ruang yang bisa mengabulkan keinginan, pintu kaca membuka tutup serupa kesempatan meninggalkan hembusan sejuk di wajahwajah yang masih menunggu giliran. Dan aku masih terus menebaknebak alasan senyumnya, dia yang berjalan dengan senyum dan selembar kertas, manusia dengan tubuh berbalut debu, ke ujung jalan mana dia menuju*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar