sepetak saja
Sunday, March 6, 2011 at 2:50am
Musim telah genap menanam penglihatan dalam liang jiwa. Kelak bersemi tunastunas buta bermata logam, mulia membaca jaman. Kita yang menanam boleh tersenyum, dalam kepekatan malam. Bulan bintang, bulan bintang memandang ladangladang di dada kita bersinar.
Semoga anakanak kita kelak menuai sajak tanpa jejak luka di bukubuku tangannya. Ya, ini doa, doa perempuan yang mengatupkan lumpur dan jalanjalan berlubang di telapak tangannya. Kotoran ternak di tungkainya mengeras menjaga lutut dari tetesan airmata ketika keningnya rindu menyentuh bumi, rindu berbagi mimpi dini hari.
Musim semi tak akan lama, esok pagi singgah, malam berkelana menziarahi lembah, tanah merah, daundaun keemasan, biarkan malam melupakan dendam dengan sederhana*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar