kopi pagi
by Dian Aza on Saturday, March 19, 2011 at 8:34am
Bertaruh sekali lagi di pembuluh darah, siapa berkuasa memilih loronglorong yang harus dilalui kereta jenasah, hanya untuk tiba di sebuah tempat di mana tak ada lagi debat, tak ada cacat, tak ada teman atau kerabat. Masingmasing mendiami liang sempit, segelap saat datang, sehangat waktu pulang. Kutinggalkan selembar senyuman di dasar gelas, mengendap manis ketika hitam kausesap habis*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar