Kamis, 21 April 2011

sajak arak

sajak arak

by Dian Aza on Thursday, March 17, 2011 at 9:47pm
Lidahku api, tak letih menari di jalanan kota. Tembok dan pagar menepi, takut kulumat jadi kerak. Jarijariku gergaji mematahkan sungai dan pohonpohon, jadi samudra dan sampan. Kakiku mendayung tanpa henti, menjauhkan kedua kutub bumi. Kalau aku mati tubuhku baru jadi tanah, tempatmu menyandarkan langkah.

Hahaha, kudengar seekor kadal tertawa sambil menyatukan kembali ekornya yang baru dipatahkannya sendiri, ketika berlari ketakutan dikejar anak kucingku yang belum bisa membaca.

Kuperintahkan sebatang sapu mengejar kadal sampai ke kolong meja. Lidahku masih api, jarijariku gergaji*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar