Angin berwarna warni kulihat dalam matamu yang pelangi. Jemariku beku, jangan salahkan aku jika tak bisa tuliskan namamu. Tapi kutahu kau mengerti di udara nafasku melukismu tanpa henti. Hujan atau badai cuma mendekap. Kau melaju menembus jantungku, tak hendak kujahit lubanglubang jejakmu*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar