cerita cinta
by Dian Aza on Friday, March 18, 2011 at 2:28pm
Aku yakin pernah melihat kunangkunang, berpendar hijau kekuningan, tak bisa kuingat kapan atau di mana, aku hanya yakin pernah melihat. Mungkin kunangkunang datang setiap malam hingga tak bisa kuingat jelas satu persatu kehadirannya. Seperti bintangbintang, seperti embun, seperti pelangi, setia datang dan pergi dalam sebuah ruang dalam kepala, yang tak kutahu namanya. Mungkin hanya jejaknya di wajahku yang kauusap lembut. Mungkin hanya gemanya terasa bergetar hangat di lenganku yang terangkat ke angkasa.
Ketika mencintaimu, aku mulai menuliskan sesuatu yang sama selalu. Sesuatu yang kupeluk di tempat yang jauh, sesuatu yang mendekap tidurku. Sebuah catatan tak pernah tamat tentang perjalanan tanpa awal, tanpa tujuan. Langkahlangkah teramat ringan menapak, terlalu samar hingga tak mengusirdebu di tanah, tak mengganggu batubatu, tak meremukkan daun atau kelopak bunga yang terjatuh. Tak satupun kuingat berlalu, selain aliran darah dalam tubuhku.
Aku merasa selalu ada di mana kau ada. Melihat segala yang tak nampak di mata. Memandang awan berkejaran di bukitbukit hijau. Pohonpohon menari di langit biru. Matahari mengulurkan banyak lengannya menyentuh setiap atap rumah. Sungai mengalir dari mata air, membasahi telapak tangan, menjernihkan mata kaki, dingin menginjak jalanan beku memutih.
Ketika mencintaimu, aku menjadi petualang, mengunjungi tempattempat paling ajaib dalam tubuhku sendiri. Mencatat, berjalan, meloncat, berlari, menari, meraih dan menyentuh ruparupa benda dan mahluk ramah, semuanya mahir bercerita*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar