Pada pelajaran menembak semua peserta didiknya harus mampu membidik sepasukan semut tanpa sisa sebelum dinyatakan lulus dan layak membawa bawa senapan untuk membidik otakku. Aku jadi lega waktu mendengar salah satu juru bicara yang mewakili tempat kaubelajar menggunakan senapan mengatakannya dalam sebuah parnyataan resmi yang bisa dipertanggung jawabkan.
Aku kenal baik dan berteman akrab dengan penduduk kepalaku sendiri. Lebih kecil dan kacau dari segerombolan pasukan semut yang hilir mudik di lantai rumah jompo. Banyak ceceran bubur sumsum dan lelehan gula merah di sana, semua penghuninya bermata lamur hingga tak akan sanggup menginjak seekor semutpun yang sedang bersuka ria pada ribuan pesta*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar