Selasa, 22 November 2011

mabuk


Mabuk tak butuh teman. Ia tangan tangan yang mencari tempat selapang jagad raya untuk membanting semua pigura, biar semua senyum saling memeluk, tak lagi berada di balik kaca. Mabuk mengukir jalan panjang di sekujur tubuh sampai di pintu rumahmu. Mengetuk dengan satu telapak tangan sejajar dada. Menyembunyikan di balik punggung telapak tangan yang menggenggam serangkaian bunga, balon kecil, lidi berujung coklat berbentuk jantung hati dan sepasang boneka monyet yang saling cinta.
Ketika kaubuka pintumu, mabuk menjelma pungguk yang menghambur ke pelukan purnama di kedua matamu. Mabuk tak peduli di sebalah mana purnama paling sempurna, yang mana saja. Dua biji mata bulanmu untuk memuaskan seekor pungguk yang menetas dari mabukku. Tak bisa lebih, mabuk telah menunjukmu melarikan kehendakku sampai batas langit.
Bayangmu terus kureguk demi mabuk menjadikanku pungguk yang merangkum dua bulan biji matamu. Aku belum puas, belum terpuruk di mata kakimu yang nanti menerbitkan matahari*
Hikz…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar