Sebelum berdendang tembok telah berunding dengan gambar ladang yang terpaku di pinggangnya.Kita akan mengguncang ruang pada saat mereka genting berdebat tentang kebenaran. Cuma kau dan aku memahami keseimbangan tidak dengan meletakkan sekarung kapas dan bulu ayam di sisi berseberangan.
Lelaki melankolis satu satunya aktor yang berbakat memerankan tuhan. Perempuan selamanya pelacur, melacurkan tubuh, melacurkan umur, melacurkan selimut, melacurkan bangkai tikus. Selama masih ada perempuan dunia pasti berlanjut, cuma pelacur tahu benar cara menjadi pecundang. Mencurangi kemenanganpun jadilah. Lelaki melankolis berpesan untuk menyayangi musuhmu. Musuhmu adalah musuhku, segenggam taring merengek manja, meminta tempat di rongga mulut.
Sayang, aku minta satu kecupan yang lebih berharga dari pada sekantong koin logam mulia. Persis kakek moyangku, menjual sahabatnya, harganya lebih mahal, sangat jauh lebih mahal. Berlian sebesar biji matamu pun belum setara membeli kepastian. Pengkhianatan lebih fasih mengajarkan keadilan.
Sudah pasti aku lupa ini yang keberapa kali kuingkari aku telah bangkit dari kematian sebelum mati*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar