Kamis, 27 Oktober 2011

kursif


Surga yang kaubawa bawa, bolehlah kupinjam sejenak. Tubuhku yang memar tak akan kutinggalkan gambarnya di sana. Serupa gelas gelas melupakan cairan yang  pernah menjadikannya tempat singgah sebelum mengisi rongga dada. Kutenggak sendiri rasanya, tak akan kutumpahkan atau kusisakan untuk kaukenang ketika kau kembali terbang meninggi, mendaki jengkal jengkal putih yang kuciptakan dari gemuruh langitku oleh sentuhan petirmu.

Kuputuskan mengabaikan nasehat nasehat harum agar tak bersumpah demi seonggok sampah. Tapi kau, satu satunya yang kulihat membawa bawa surga mengitari tata surya ketika doaku baru terjaga terbentur suara suara dari puncak menara*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar