Mestikah berhenti bernyanyi ketika kicauan burung redam. Aku sangat menyayangi lagu lagumu. Parau atau tak terdengar, tak berbeda untukku. Mungkin kaulupa telingaku tumbuh sepanjang dahan dahan pinus di musim hujan. Menyentuh wajah bulan, pesan pesan rahasia kaukirimkan. Dahan dahan tak mengacuhkan penanam, tumbuh meraih awan. Warna biru di angkasa adalah pecahan matanya ketika lagu lagumu mengoyak hutan. Hujan mungkin peluh langit, menggeletar tertusuk nada nada tajam.
Kumohon kau tak pernah berhenti bernyanyi, menjadi dawai hati, biar tangan tangan memetikmu membunuh waktu*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar