Jumat, 17 Februari 2012

&

Bercengkrama denganmu membuatku melupakan segenap caci maki yang kulontarkan untuk diriku sendiri. Kelihatannya mula mula menyenangkan, seperti sekumpulan bibir bibir tersenyum, tangan tangan bertepuk, jabat erat, kecupan hangat. Membuatku menjadi ranum untuk diriku sendiri. Untuk yang selalu kuragukan dan kupertanyakan, aku tak ingin berdamai begitu saja. Kau satu satunya yang mampu membuatku merasa sungguh sungguh, aku lebih suka mendengar makianmu. Memaki diriku sendiri tak terkira nikmatnya, mencibir, meludah, meninju wajah. Seperti sakit jiwa. Seperti sakit berarti sehat. Maka aku berpaling. Kembali menatap cermin sambil mengepalkan tangan. Seandainya kau sudah berkenalan juga dengan wajah di dalam cerminmu sendiri, aku merasa kau pasti juga akan menjauhiku. Merasa tak butuh siapapun atau apapun hanya untuk berperang dan memekik kencang. Menampar, menyanyat, menelanjangi, itu gunanya teman. Setia, selalu ada, memeluk sambil berbisik mesra, membesarkan kepala, melegakan dada, memenangkan perkara.
Telah kutemukan yang terbaik untukku, tiada banding, tiada tanding pada cermin*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar