Jumat, 17 Februari 2012

*

Ketika aku belum memahami dunia, kudengar suara suara berseru takjub bercampur girang sesaat setelah kuucapkan sebagian penggalan kata. Tak perlu sekata utuh, suara suara telah kubuat gembira. Mengingatnya merawat berkah, membuatku terus bernafas dalam udara penuh gelembung berwarna cerah. Kalau bukan berkhayal. Aku belajar atau kalau tidak memandang saja. Suara suara ingin membuatku gembira dengan berjuta kata. Dunia ingin dipahami, rindu dimengerti, serupa denting permata yang dijatuhkan suara suara di mana mana. Tak berharga atau kubuka mata. Aku menghina dunia atau tumbuh dewasa. Sesungguhnya aku memaklumi semuanya akan berakhir. Keriangan dan kepiluan yang suara suara gemakan adalah dua jalan buntu berpangkal satu, tepat di celah bibirku*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar